Minggu, Juni 03, 2012

Koi

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI I. PENDAHULUAN 


Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius menekuninya. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air. Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa bagi yang hobi memeliharanya. Disisi lain koi sudah menjadi prestise . Salah satu ajang untuk mendongkrak prestise koi adalah lewat kontes. Koi yang berhasil menyabet gelar juara bakal terangkat pamornya sehingga harganya melambung. Si pemilik biasanya tidak rela melepaskan koi kesayangannya meski ditawar dengan harga 4-5 kga koi kali semula. Tingginya harga koi menjadikan bisnis ikan yang menjadikan bisnis ikan yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang ini tidak pernah surut. Dalam perkembangannya , budidaya koi juga selalu melahirkan strain-strain baru . Bagaimana perkembangan koi di Indonesia? Pada hakikatnya kondisi alam Indonesia sangat menunjang untuk budidaya koi. Sayangnya, usaha produksi koi masih terbatas. Para pengusaha koi di dalam negeri belum memanfaatkan peluang pasar koi secara optimal. Alasannya, membudidayakan koi membutuhkan lahan dan dana yang tidak sedikit. Padahal di sisi lain, budidaya koi di Indonesia berpeluang menyaingi Jepang. Sebab, budidaya koi di Jepang juga terhambat akibat beberapa persoalan, antara lain: terbatasnya lahan, mahalnya upah tenaga kerja, dan pengaruh empat musim yang menjadi kendala terbesar dalam budidaya koi di Jepang. Adapun mengenai mutu, kualitas ikan koi sangat ditentukan oleh tipe bentuk badan yang sempurna, warna tubuh yang cemerlang, dan pola warna tubuh yang unik. Keindahannya merupakan perpaduan antara keelokan warna dan bentuk tubuh, disertai perlakuannya secara keseluruhan.

  II. TEKNIK PEMIJAHAN IKAN KOI Hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi adalah ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih, dan perlakuan seleksi yang ketat.
2.1. Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna. Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain. Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m. Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai. Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.


2.2. Seleksi Induk
Syarat utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif. Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih. Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan tak disangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari. Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.


2.3. Persiapan Kolam Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut. Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat. Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina. Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur. Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.

2.4. Pelaksanaan Pemijahan
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma. Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya. Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat lahan (kolam). Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.

2.5 Penetasan Telur
Agar menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air tetap konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lama. Jika suhu terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk. Agar telur bisa terendam semua, rangkaian kakaban harus “ditenggelamkan” ke dalam kolam. Untuk itu bisa memakai jasa gedebog pisang. Potong tiga buah gedebog pisang sepanjang 40 cm, lalu letakkan diatas kakaban dengan dua ruas bambu sebagai alasnya. Agar bisa stabil, gedebog diratakan salah atu sisinya. Dalam tempo 2 – 3 hari telur koi sudah mulai menetas. Setelah menetas kakaban diangkat dan dipindahkan ke tempat lain. Nantinya kakaban bisa dipakai lagi di lain kesempatan. Benih koi umur seminggu masih lembut. Umumnya orang menetaskan telur koi dalam hapa yaitu kantong yang bermata lembut yang biasa untuk menampung benih. Di hapa, benih koi lebih mudah dikumpulkan dan tidak hanyut terbawa aliran air. Koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan pakan utama yang pertama. Selama itu mereka belum membutuhkan pakan dari luar karena pencernaannya belum terbentuk sempurna. Dua atau tiga hari kemudian, mereka sudah mulai berenang. Saat ini sudah waktunya menyediakan pakan bagi benih. Benih ini harus dipindahkan ke kolam pembesaran yang banyak mengandung pakan alami. 2.6 Perawatan Benih Benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan ke kolam pembesaran. Kolam pembesaran ini harus dipersiapkan, agar ditumbuhi pakan alami, seminggu sebelum pemijahan. Adapun langkah – langkah persiapannya sebagai berikut. Kolam dikeringkan selama dua hari di bawah terik matahari dan disemprot dengan pestisida agar binatang yang tidak dikehendaki mati. Pestisida yang dipakai Dipherex atau Nogos dengan dosis 0,5 – 1,0 ppm. Kemudian untuk menyediakan pakan alami berupa binatang renik, kolam dipupuk dengan kotoran ayam dan jerami. Jerami ditindih dengan batu dan diletakkan di sudut – sudut kolam. Volume kotoran ayam 1,5 kg/m2. pintu pemasukan air ke kolam harus diberi saringan. Dalam beberapa hari, air yang terkena jerami akan berubah warna menjadi merah kecoklatan. Namun, beberapa hari kemudian akan jernih kembali. Jika pemberian kotoran ayam dan jeramitepat, dalam beberapa hari kemudianakan tumbuh infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini benih – benih koi sudah bisa dimasukkan setelah kurang lebih sepuluh hari, daphnia akan tumbuh. Jika tidak dapat menumbuhkan pakan alami, terpaksalah memberi pakan benih koi dengan pakan buatan seperti kuning telur yang direbus, tepung udang, susu bubuk untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus untuk koi. Untuk menjaga agar air tidak busuk oleh sisa pakan buatan, di kolam dimasukkan air baru agar sisa pakan hanyut. Selengkapnya...

Sabtu, Maret 05, 2011

Rainbowfish

Ikan Rainbowfish adalah kelompok warna-warni ikan yang berasal dari Irian jaya, Sulawesi, Australasia dan Madagaskar. ikan rainbow sering menunjukkan sedikit warna yang menakjubkan ketika mereka dewasa, yang mungkin mengapa ikan ini sering diabaikan di toko-toko akuarium yang mendukung shoalers midwater lain seperti barbs. Mereka hidup, perenang aktif dan karena itu memerlukan banyak ruang berenang di akuarium.

Klasifikasi rainbowfish (Gill 1862):

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Osteichthye
Class : Actinopterygii
Subclass : Neopterygii
Infraclass : Teleostei
Superorder : Acanthopterygii
Order : Atheriniformes
Suborder : Atherinoidei
Family : Melanotaeniidae
Genus : Glossolepis Weber, 1907
Species : Glossolepis incisus Weber, 1907
Selengkapnya...

Senin, Agustus 16, 2010

BOTIA


          Ikan Botia memiliki Bentuk tubuh ikan botia adalah agak bulat memanjang dan agak pipih kesamping, kepala agak meruncing pipih kearah mulut (seperti torpedo). Badan tidak bersisik, mulut agak kebawah dengan 4 (empat) pasang sungut diatasnya Patil/duri dibawah mata yang akan keluar apabila merasa ada bahaya. Sirip dada dan sirip perut/anal berpasangan, sirip punggung tunggal dan sirip ekor bercagak agak dalam.
          Warna ikan kuning cerah dengan 3 (tiga) garis lebar atau pita hitam lebar. Pita pertama melingkari kepala melewati mata, yang kedua dibagian depan sirip punggung dan yang ketiga memotong sirip punggung bagian belakang sampai ke pangkal ekor. Sirip berwarna merah oranye kecuali sirip punggung yang terpotong garis hitam.

Menurut (Kottelat, 1993) klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Superclass : Osteichthyes
Class : Actinopterygii
Subclass : Neopterygii
Infraclass : Teleostei
Superorder : Ostariophysi
Order : Cypriniformes
Superfamily: Cobitoidea
Family : Cobitidae
Subfamily : Botiinae
Genus : Chromobotia Kottelat, 2004
Species : Chromobotia macracanthus
Selengkapnya...

Minggu, Agustus 15, 2010

Penyakit Ikan - Pencegahan dan Pengobatan

Penyakit Ikan - Pencegahan dan Pengobatan

Penyakit ikan telah menjadi sebuah trauma bagi insan perikanan, khususnya pembudidaya. Penyerangan penyakit bisa merugikan mereka, bahkan bisa membuatnya bangkrut. Agar tidak terjadi maka harus dilakukan pencegahan. Bagaimana melakukan pencegahan itu tergambar dalam artikel ini.

Penyakit ikan dapat diartikan sebagai suatu organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhnya terganggu (Arie, 2001). Dengan terganggunya organ tubuh maka terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan. Bila serangan penyakit sangat parah, kematian tak bisa dihindarkan dan bisa menimbukan kerugian yang sangat besar.

Timbulnya suatu penyakit pada ikan dapat disebabkan tiga factor, yaitu kondisi tubuh ikan yang kurang baik, lingkungan kolam yang kurang baik dan patogen atau hewan lain pembawa penyakit. Ketiga factor tersebut mempunyai hubungan yang erat sekali sebab bila salah satu factor terjadi maka serangan penyakit pasti terjadi.

Oleh sebab itu untuk mencegah timbulnya penyakit, maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan hasru di jaga agar tetap baik dan hindarilah masuknya hewan pembawa penyakit. Kondisi tubuh ikan yang kurang baik dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang baik, misalnya kualitas airnya buruk. Kondisi ini dapat menyebabkan napsu makannya menurun yang akhirnya menjadi loyo. Dalam kondisi tubuh yang loyo, kemudian ada patogen, maka terjadilah serangan penyakit.

Beda lagi kalau kondisi tubuh ikan baik, bagaimanapun buruknya lingkungan dan ada tidaknya patogen serangan penyakit tidak akan terjadi, asalkan tidak berlangsung lama. Jadi salah upaya pencegahan dalam budidaya ikan adalah bila melihat kualitas air yang kurang baik segera lakukan penggantian air.

Bila dilihat dari sifat penyerangannya, penyakit ikan dapat dibedakan ke dalam dua golongan,yaitu endotern dan exotern. Endotern adalan jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang tubuh bagian dalam, seperti hati, paru-paru, usus, dan bagian tubuh dalam lainnya. Sementara exotern adalah jenis-jenis penyakit yang menyerang organ tubuh bagian luar, seperti kaki (pada bullfrog), perut, kepala dan bagian tubuh luar lainnya.

Serangan penyakit pada ikan dapat terjadi pada fase telur, fase berudu, fase percil dan fase bullfrog dewasa. Beberapa penyakit bullfrog yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya penyakit kapas, ekor putih, spring plague, tuberculosis, kaki merah (pada bullfrog), kembung (dropsy pada bullfrog), borok dan mata putih.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek sampingan, tindakan pencegahan juga tidak mememerlukanbiaya yang besar. Pencegahan senaiknya dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda serangan penyakit mulai terlihat untuk mencegah meluasnya penyakit.

Inilah kiat untuk mencegah penyakit (1). Mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit. (2) Melakukanpengapuran pada waktu persiapan kolam sehingga dapat membunuh hama dan penyakit, selain itu juga dapat meningkatkan pH. (3) Menjaga lingkungan sesuai dengan yang dibutuhkan bullfrog. (4). Menjaga kondisi lingkungan kandang agar tetap bersih

(5). Melakukan penebaran dengan padat tebar bullfrog yang optimal. Tujuannya untuk mengurangi terjadinya kontak badan langsung dan untuk menghindari kanibalisme. (6). Memberikan pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan sebab paka yang berlebihan dapat mencemari lingkungan hidup bullfrog (7). Melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh bullfrog.

(8) Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput. Apabila tindakan pencegahan masih belum berhasil dan bullfrog masih terserang penyakit maka baru dilakukan pengobatan. Tindakan pengobatan sebaiknya merupakan tindakan terakhir sebab selain mempunyai efek sampingan juga membutuhkan biaya yang besar. Jangan sampai harga obatnya melebihi harga jual bullfrog yang akan diobati. Ini sangat tidak ekonomis.

Berikut ini beberapa kiat pengobatan yang bisa dilakukan dalam pengobatan ikan
(1). Pengobatan langsung, yaitu dengan menebarkan bahan kimia atau obat ke wadah pemeliharaan bullfrog secara langsung dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan.

(2). Treatment, yaitu dengan merendam bullfrog-bullfrog yang terserang penyakit ke dalam suatu larutan bahan kimia atau obat dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan.

(3) Pengobatan melalui makanan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang sudah dicampur obat dengan dosis tertentu pada bullfrog yang sudah terserang penyakit.

(4). Pengobatan langsung pada bullfrog yang terserang, yakni dengan mengambil bullfrog-bullfrog yang terserang lalu diolesi obat yang sesuai atau disuntik.

Sumber : http://iaspbcikaret.org
Selengkapnya...

Jumat, Maret 26, 2010

Blackghost

Black Ghost


Black Ghost (Apteronotus albifrons) comes from South America region and are carnivorous. Original habitat temperature 25-28 ° C; pH 6,5-7,0; and hardness 6-10 ° dH. Her form was like a sheet of leaves or a knife with a plain black color and swim vibrate or slide.


Fish is happy with the place was quite dark or dimly lit and will hide when there is a hole, especially in the afternoon. Therefore, in case maintenance is needed provided the hiding place of the roots of trees or paralon pieces. Between males and females difficult to distinguish. Back to the male line a little shorter than females. In addition, the tail fin is narrower in females than males.

Spawning can be done in pairs or mass. Mass spawning with male female ratio 1: 2. However, because the size of the parent can be more than 20 tail then the container should be large enough. Cement pond approximately 1.5 cm x 2.0 m usually be used to memijahkan 20 tails. While the aquarium size 100 cm x 40 cm x 40 cm good enough to accommodate around 5-8 tail stem.


Nest for spawning usually a sheet of fern stems (for orchids) which are stacked or arranged two. Fern stems are crushed stone or fastened so as not to move and sink in water. The eggs of these fish will usually be placed in the holes of the sheet sprayed by ferns.


Generally, spawning took place at night so the morning nest full of eggs can be taken to hatched. Decision nests and eggs should be as early as possible before sunrise. Carried eggs in the aquarium with gentle aeration. Try to place the penetasannya bit dark because the newly hatched larvae can not stand the light.

Laying nest should incline to the wall or the edge of the aquarium so that later the larvae can freely out of the nest.
Eggs will hatch in 2-3 days. The larvae will still be stuck in the nest. After three days, the larvae will swim and feed ready to be given a strained water fleas. The water started to be replaced. Although already able to swim, larvae are still happy to hide in the holes of the nest so the nest should be left until the larvae large enough.


For enlargement, the fish can be given feed silk worms, mosquito larvae and blood worms. Replacement of water must have done every day as much as a quarter of the volume of water when the container of aquarium. If the container in the form of ponds, water replacement is done every 2-3 days. In addition, to the rearing containers should be complemented with a hiding place like pieces stacked paralon to fish more comfortable. Size selling approximately 5 cm achieved at the age of 3 months.

source: Darti S.L and Iwan D. Penebar Swadaya, 2006
Selengkapnya...

Rabu, Maret 17, 2010

10 Tips For A Successful Betta Splendens Reproduction

Betta splendens is one of the most wanted fish in everyone's aquarium. Breeding Bettas is not hard, though you might face problems at spawning them. They are oviparous fish, the male builds a nest in which the eggs/fry are kept for few days under the strict care of the Betta male. If you follow the next advices, you have big chances to get nice results of your Betta fish spawning.


1. Reproduction tank equipment: volume of 15-20 liters, a heater, a thermometer and air pomp connected to an air rock which will spread small bubbles. You need small bubbles because the fry are very sensitive to water movements and you don't want them to suffer.

2. The aquarium water must have a temperature of 28-29° C, a higher temperature will hurry the eggs hatching and the fry won't be fully developed. Keep the temperature constant using the heater and check it with the thermometer to make sure it is at the right level.

3. The water depth mustn't excel 10-15 cm because the Betta eggs are denser than water and they fall down from the nest. The male picks them up in its mouth and brings them back in the bubble nest, but a water column over 15 cm will tire it after few repetitions.

4. Cover the reproduction aquarium with a lid in order to keep the same temperature for the air inside the aquarium. The fry develop their labyrinth after about 30 days and they are very sensitive to temperature changes. The lid also protects against air flow which could ruin the bubble nest.

5. Select a compatible pair of Bettas. At first attempts you'll only want to get some fry and you won't be interested in colors/fins, but after some successful spawns you'll be more pretentious. So you'll chose same colored Bettas or even more, you'll look for developing some nice fins (double tails, crown tails, half moons, etc) but this is another discussion...

6. Introduce the male in the evening and only next morning introduce the female, considering that the male has already built the bubble nest. During the night keep the female in a jar near the aquarium and assure some light in order to make eye contact between the male and female; this will stimulate the bubble nest building.

7. The next day, after introducing the female, the Betta male will brutally chase her. That's why you have to put some plants in the corners of the aquarium in order to assure hiding places for the female. Also make sure you add some floating plants in order to help the bubble nest building.

8. After the first successful egg evacuation, the male (sometimes the female too) will take them (in the mouth) from the bottom of the aquarium and bring up in the bubble nest. You don't have to panic because this is a natural thing, so don't take the fish out thinking they eat their eggs ;)

9. A good pair of Bettas can spawn up to 400-500 eggs, after which the female has to be taken out from the aquarium because the male will brutalize her in order to protect the nest. Put the female, for a few hours, in a jar with water where you added some metilen blue in order to prevent eventually infections caused by the wounds.

10. After about 48 hours the fry will hatch and the Betta male will assure they stay together in the bubble nest. After another 2-3 days the fry will swim free. Now it's time to take out the male and start feeding them with Paramecium and/or Artemia salina (Baby Brine Shrimp).

This is it ;) 10 tips for a successful Betta splendens reproduction. You can find advanced information on specialized websites, books, etc, but following this article should familiarize you with the Betta splendens reproduction needs.

Author : Laurentiu Craciunas
Selengkapnya...

Sabtu, Maret 13, 2010

Budidaya Ikan Mas Koki Mutiara

IKAN koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan China, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang dieksport dan harganyapun cukup tinggi.


Untuk pemijahannya, pemilihan induk harus benarbenar baik. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik. Selain itu pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak. Dan untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.

Sebaiknya sebelum melakukan pemijahan, terlebih dahulu kita harus menyeleksi jantan dan betina. Untuk perbedaan jantan dan betina: Induk Jantan; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. b. Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih

Induk Betina; a. Pada sirip dada terdapat bintikbintik dan terasa halus jika diraba. b. Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerahmerahan.

Selanjutnya sebelum melakukan pemijahan sebaiknnya dilakukan pembersihan bak/aquarium. Apabila telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan + 24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya. Kemudian pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan ke dalam bak pada sore hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan berikutnya. Jika perawatannya baik, maka 3 4 minggu kemudian induk sudah dapat dipijahkan kembali.

Setelah 2 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacnya (kuning telur). Pada hari ke 3 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring. Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut di samping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut, baru pemberian kutu air dihentikan.

Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebaiknya setelah benih berumur + 1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas. Ketinggian air dalam bak 10 15 cm dengan pergantian air 5 7 hari sekali. Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.

Selanjutnya pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk. Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi. Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2 minggu dengan dibagi 2.

Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pergantian air dapat dilakukan 3 5 hari sekali, juga dengan air yang telah diendapkan. Begitu juga dengan makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada pagi hari secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih tersisa, segera diangkat/dibersihkan.

Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk (cuk). Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.

Ikan mas koki mutiara mempunyai nilai ekonomis tinggi. Untuk benih berumur 1 bulan harganya berkisar Rp. 30, s/d Rp. 50, sedangkan sepasang induk berkisar Rp. 5.000, s/d 10.000,. Dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan.
Sumber : www.waspada.co.id
Selengkapnya...